Tuesday, November 18, 2008

*~Hati Mukmin Pasti Menangis~*

Suatu petang, di Tahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di situ terasa hening mencengkam. Jeneral Adolf Roberto, pemimpin penjara yang terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan. Setiap banduan penjara membongkokkan badannya rendah-rendah ketika ‘algojo penjara’ itu melintasi di hadapan mereka. Kerana kalau tidak, sepatu ‘boot keras’ milik tuan Roberto yang fanatik Kristian itu akan mendarat di wajah mereka.

Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara-suara yang amat ia benci.

“Hai… hentikan suara jelekmu! Hentikan… !” Teriak Roberto sekeras-kerasnya sambil membelalakkan mata.

Namun apa yang terjadi? Laki-laki dikamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyu’nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang. Dengan marah ia menyemburkan ludahnya ke wajah tua sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyucuh wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala. Sungguh ajaib… Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan.

Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat galak untuk meneriakkan kata Rabbi, wa ana ‘abduka… Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, “Bersabarlah wahai ustaz… InsyaALlah tempatmu di Syurga.”

Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustaz oleh sesama tahanan, ‘algojo penjara’ itu bertambah memuncak marahnya. Ia memerintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-kerasnya sehingga terjerembab di lantai.

“Hai orang tua busuk! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa hinamu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu! Ketahuilah orang tua dungu, bumi Sepanyol ini kini telah berada dalam kekuasaan bapa kami, Tuhan Jesus. Anda telah membuat aku benci dan geram dengan ’suara-suara’ yang seharusnya tidak didengari lagi di sini. Sebagai balasannya engkau akan kubunuh. Kecuali, kalau engkau mahu minta maaf dan masuk agama kami.”

Mendengar “khutbah” itu orang tua itu mendongakkan kepala, menatap Roberto dengan tatapan yang tajam dan dingin. Ia lalu berucap, “Sungguh… aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, Allah. Bila kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemahuanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh.”

Sejurus sahaja kata-kata itu terhenti, sepatu lars Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah berlumuran darah. Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah ‘buku kecil’. Adolf Roberto berusaha memungutnya. Namun tangan sang Ustaz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat-erat.

“Berikan buku itu, hai laki-laki dungu!” bentak Roberto.

“Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!” ucap sang ustaz dengan tatapan menghina pada Roberto.

Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu lars seberat dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustaz yang telah lemah. Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto. Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan ‘algojo penjara’ itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur. Setelah tangan tua itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya baran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung.

“Ah… seperti aku pernah mengenal buku ini. Tetapi bila? Ya, aku pernah mengenal buku ini.”

Suara hati Roberto bertanya-tanya. Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu. Pemuda berumur tiga puluh tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan “aneh” dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Sepanyol.

Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustaz yang sedang melepaskan nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam. Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak. Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto.

Pemuda itu teringat ketika suatu petang di masa kanak-kanaknya terjadi kekecohan besar di negeri tempat kelahirannya ini. Petang itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa. Beribu-ribu jiwa tak berdosa gugur di bumi Andalusia. Di hujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. Tubuh mereka gelantungan tertiup angin petang yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara.

Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mahu memasuki agama yang dibawa oleh para rahib. Seorang kanak- kanak laki-laki comel dan tampan, berumur sekitar tujuh tahun, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua. Kanak kanak comel itu melimpahkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan kanak - kanak itu mendekati tubuh sang ummi yang tak sudah bernyawa, sambil menggayuti abinya.

Sang anak itu berkata dengan suara parau, “Ummi, ummi, mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa… .? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi… “

Budak kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu apa yang harus dibuat . Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah. Akhirnya budak itu berteriak memanggil bapaknya, “Abi… Abi… Abi… “ Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapa ketika teringat petang kelmarin bapanya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.

“Hai… siapa kamu?!” jerit segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati budak tersebut. “Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi… “ jawabnya memohon belas kasih.

“Hah… siapa namamu budak, cuba ulangi!” bentak salah seorang dari mereka. “Saya Ahmad Izzah… “ dia kembali menjawab dengan agak kasar. Tiba-tiba, Plak! sebuah tamparan mendarat di pipi si kecil.

“Hai budak… ! Wajahmu cantik tapi namamu hodoh. Aku benci namamu. Sekarang kutukar namamu dengan nama yang lebih baik. Namamu sekarang ‘Adolf Roberto’… Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang buruk itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!” ancam laki-laki itu.

Budak itu mengigil ketakutan, sembari tetap menitiskan air mata. Dia hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya budak tampan itu hidup bersama mereka. Roberto sedar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustaz. Ia mencari-cari sesuatu di pusat laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah ‘tanda hitam’ ia berteriak histeria, “Abi… Abi… Abi… “

Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu. Fikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapanya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. Ia jua ingat betul ayahnya mempunyai ‘tanda hitam’ pada bahagian pusat. Pemuda bengis itu terus meraung dan memeluk erat tubuh tua nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas tingkah-lakunya selama ini.

Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun lupa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, “Abi… aku masih ingat alif, ba, ta, tha… “ Hanya sebatas kata itu yang masih terakam dalam benaknya. Sang ustaz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyeksanya habis-habisan kini sedang memeluknya.

“Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuhi Abi, tunjukkan aku pada jalan itu… ” Terdengar suara Roberto meminta belas. Sang ustaz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika setelah puluhan tahun, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.
Sang Abi dengan susah payah masih boleh berucap. “Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu,”

Setelah selesai berpesan sang ustaz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah “Asyahadu anla IllaahailALlah, wa asyahadu anna Muhammad Rasullullah… ‘.

Beliau pergi dengan menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang dibumi yang fana ini. Kini Ahmah Izzah telah menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agamanya, Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru berguru dengannya…

www.iluvislam.com

Saturday, October 11, 2008

Siapa Lelaki Dayus ?

Assalamualaikum w.b.t..
artikel ni sy dapat dari laman web saudara zaharuddin.Sy rse artikel ni bgs untuk dibaca disamping jadikannya sebagai renungan bersama..
wassalam...

Bab berkenaan suami dan tanggungjawab mereka terhadap isteri mereka dan anak-anak perempuan mereka.

Sebenarnya, bab ini agak panjang kerana terlalu banyak tanggung jawab suami dan ayah terhadap ahli keluarganya. Cuma bagi memudahkan kefahaman, tulisan ringkas ini akan fokus kepada satu isu terlebih dahulu. Iaitu siapa itu lelaki dayus yang dimaksudkan oleh Nabi SAW tidak akan masuk syurga.

Nabi SAW bersabda :-

ثلاثة لا ينظر الله عز وجل إليهم يوم القيامة: العاق لوالديه، والمترجلة، والديوث. رواه أحمد والنسائي

Ertinya : Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat (bermakna tiada bantuan dari dikenakan azab) mereka di hari kiamat : Si penderhaka kepada ibu bapa, si perempuan yang menyerupai lelaki dan si lelaki DAYUS" ( Riwayat Ahmad & An-Nasaie: Albani mengesahkannya Sohih : Ghayatul Maram, no 278 )

Dalam sebuah hadith lain pula :

ثلاثةٌ قد حَرّمَ اللهُ - تَبَارَكَ وَتَعَالَى - عليهم الجنةَ : مُدْمِنُ الخمر ، والعاقّ ، والدّيّوثُ الذي يُقِرُّ في أَهْلِهِ الخُبْثَ . رواه أحمد والنسائي .

Ertinya : Tiga yang telah Allah haramkan baginya Syurga : orang yang ketagih arak, si penderhaka kepada ibu bapa dan Si Dayus yang membiarkan maksiat dilakukan oleh ahli keluarganya" ( Riwayat Ahmad )

Malah banyak lagi hadith-hadith yang membawa makna yang hampir dengan dua hadith ini. Secara ringkasnya, apakah dan siapakah lelaki dayus?

ERTI DAYUS

suami tiada kuasa?Dayus telah disebutkan dalam beberapa riwayat athar dan hadith yang lain iaitu :-

1) Sabda Nabi : -

وعن عمار بن ياسر عن رسول الله قال ثلاثة لا يدخلون الجنة أبدا الديوث والرجلة من النساء والمدمن الخمر قالوا يا رسول الله أما المدمن الخمر فقد عرفناه فما الديوث قال الذي لا يبالي من دخل على أهله

Ertinya : Dari Ammar bin Yasir berkata, ia mendengar dari Rasulullah SAW berkata : " Tiga yang tidak memasuki syurga sampai bila-bila iaiatu Si DAYUS, si wanita yang menyerupai lelaki dan orang yang ketagih arak" lalu sahabat berkata : Wahai Rasulullah, kami telah faham erti orang yang ketagih arak, tetapi apakah itu DAYUS? , berkata nabi : "IAITU ORANG YANG TIDAK MEMPERDULIKAN SIAPA YANG MASUK BERTEMU DENGAN AHLINYA (ISTERI DAN ANAK-ANAKNYA) - ( Riwayat At-Tabrani ; Majma az-Zawaid, 4/327 dan rawinya adalah thiqat)

Dari hadith di atas, kita dapat memahami bahawa maksud lelaki DAYUS adalah si suami atau bapa yang langsung tiada perasaan risau dan ambil endah dengan siapa isteri dan anaknya bersama, bertemu, malah sebahagiannya membiarkan sahaja isterinya dan anak perempuannya dipegang dan dipeluk oleh sebarangan lelaki lain.



2) Pernah juga diriwayatkan dalam hadith lain, soalan yang sama dari sahabat tentang siapakah dayus, lalu jawab Nabi:-

قالوا يا رسول الله وما الديوث قال من يقر السوء في أهله

Ertinya : Apakah dayus itu wahai Rasulullah ?. Jawab Nabi : Iaitu seseorang ( lelaki) yang membiarkan kejahatan ( zina, buka aurat, bergaul bebas ) dilakukan oleh ahlinya ( isteri dan keluarganya)

Penerangan Ulama Tentang Lelaki Dayus

Jika kita melihat tafsiran oleh para ulama berkenaan istilah Dayus, ia adalah seperti berikut :-

هو الذي لا يغار على أهله

Ertinya : "seseorang yang tidak ada perasaan cemburu (kerana iman) terhadap ahlinya (isteri dan anak-anaknya) (An-Nihayah,2/147 ; Lisan al-Arab, 2/150)

Imam Al-‘Aini pula berkata : "Cemburu lawannya dayus" ( Umdatul Qari, 18/228 )

Berkata pula An-Nuhas :

قال النحاس هو أن يحمي الرجل زوجته وغيرها من قرابته ويمنع أن يدخل عليهن أو يراهن غير ذي محرم

Ertinya : cemburu ( iaitu lawan kepada dayus ) adalah seorang lelaki itu melindungi isterinya dan kaum kerabatnya dari ditemui dan dilihat (auratnya) oleh lelaki bukan mahram " (Tuhfatul Ahwazi, 9/357)

Disebut dalam kitab Faidhul Qadir :

فكأن الديوث ذلل حتى رأى المنكر بأهله فلا يغيره

Ertinya : Seolah-olah takrif dayus itu membawa erti kehinaan (kepada si lelaki) sehingga apabila ia melihat kemungkaran (dilakukan) oleh isteri dan ahli keluarganya ia tidak mengubahnya" ( Faidhul Qadir, 3/327 )

Imam Az-Zahabi pula berkata :-

فمن كان يظن بأهله الفاحشة ويتغافل لمحبته فيها فهو دون من يعرس عليها ولا خير فيمن لا غيرة فيه

Ertinya : Dayus adalah sesiapa yang menyangka ( atau mendapat tanda) bahawa isterinya melakukan perkara keji ( seperti zina) maka ia mengabaikannya kerana CINTAnya kepada isterinya , maka tiada kebaikan untuknya dan tanda tiada kecemburuan ( yang diperlukan oleh Islam) dalam dirinya" ( Al-Kabair, 1/62 )

Imam Ibn Qayyim pula berkata :-

قال ابن القيم وذكر الديوث في هذا وما قبله يدل على أن أصل الدين الغيرة من لا غيرة له لا دين له فالغيرة تحمي القلب فتحمى له الجوارح فترفع السوء والفواحش وعدمها يميت القلب فتموت الجوارح فلا يبقى عندها دفع البتة

Ertinya : Sesungguhnya asal dalam agama adalah perlunya rasa ambil berat (protective) atau kecemburuan ( terhadap ahli keluarga) , dan barangsiapa yang tiada perasaan ini maka itulah tanda tiada agama dalam dirinya, kerana perasaan cemburu ini menjaga hati dan menjaga anggota sehingga terjauh dari kejahatan dan perkara keji, tanpanya hati akan mati maka matilah juga sensitiviti anggota ( terhadap perkara haram), sehingga menyebabkan tiadanya kekuatan untuk menolak kejahatan dan menghindarkannya sama sekali.

Dayus adalah dosa besar

Ulama Islam juga bersetuju untuk mengkategorikan dayus ini dalam bab dosa besar, sehingga disebutkan dalam satu athar :

لَعَنَ اللَّهُ الدَّيُّوثَ ( وَاللَّعْنُ مِنْ عَلَامَاتِ الْكَبِيرَةِ فَلِهَذَا وَجَبَ الْفِرَاقُ وَحَرُمَتْ الْعِشْرَةُ)

Ertinya : Allah telah melaknat lelaki dayus ( laknat bermakna ia adalah dosa besar dan kerana itu wajiblah dipisahkan suami itu dari isterinya dan diharamkan bergaul dengannya) (Matalib uli nuha, 5/320 )

Walaupun ia bukanlah satu fatwa yang terpakai secara meluas, tetapi ia cukup untuk menunjukkan betapa tegasnya sebahagian ulama dalam hal kedayusan lelaki ini.

Petikan ini pula menunjukkan lebih dahsyatnya takrifan para ulama tentang erti dayus dan istilah yang hampir dengannya :

والقواد عند العامة السمسار في الزنى

Ertinya : Al-Qawwad ( salah satu istilah yang disama ertikan dengan dayus) di sisi umum ulama adalah broker kepada zina" (Manar as-sabil, 2/340 , rawdhatul tolibin, 8/186 )

Imam Az-Zahabi menerangkan lagi berkenaan perihal dayus dengan katanya :-

الديوث وهو الذي يعلم بالفاحشة في أهله ويسكت ولا يغار وورد أيضا أن من وضع يده على امرأة لا تحل له بشهوة

Ertinya : Dayus, iaitu lelaki yang mengetahui perkara keji dilakukan oleh ahlinya dan ia sekadar senyap dan tiada rasa cemburu ( atau ingin bertindak), dan termasuk juga ertinya adalah sesiapa yang meletakkan tangannya kepada seorang wanita yang tidak halal baginya dengan syahwat" (Al-kabair, 1/45 )

Cemburu Dituntut Islam & Jangan Marah

Ada isteri yang menyalahkan suami kerana terlalu cemburu, benar cemburu buta memang menyusahkan, memang dalam hal suami yang bertanya isteri itu dan ini menyiasat, saya nasihatkan agar isteri janganlah memarahi suami anda yang melakukan tindakan demikian dan jangan juga merasakan kecil hati sambil membuat kesimpulan bahawa suami tidak percaya kepada diri anda. Kerap berlaku, suami akan segera disalah erti sebagai ‘tidak mempunyai kepercayaan' kepada isteri.

Sebenarnya, kita perlu memahami bahawa ia adalah satu tuntutan dalam Islam dan menunjukkan anda sedang memiliki suami yang bertanggungjawab dan sedang subur imannya.

Selain itu, bergembiralah sang suami yang memperolehi isteri solehah kerana suami tidak lagi sukar untuk mengelakkan dirinya dari terjerumus dalam lembah kedayusan. Ini kerana tanpa sebarang campur tangan dan nasihat dari sang suami, isteri sudah pandai menjaga aurat, maruah dan dirinya.

Nabi SAW bersabda :

من سعادة ابن آدم المرأة الصالحة

Ertinya : "Dari tanda kebahagian anak Adam adalah memperolehi wanita solehah ( isteri dan anak)" ( Riwayat Ahmad, no 1445, 1/168 )

Memang amat beruntung, malangnya tidak mudah memperolehi isteri solehah di zaman kehancuran ini, sebagaimana sukarnya mencari suami yang tidak dayus. Sejak dulu, agak banyak juga email dari pelbagai golongan muda kepada saya menyebut tentang keterlanjuran mereka secara 'ringan' dan 'berat', mereka ingin mengetahui cara bertawbat.

'Ringan-ringan' Sebelum Kahwin

Jika seorang bapa mengetahui 'ringan-ringan' anak dan membiarkannya, ia dayus. Ingin saya tegaskan, seorang wanita dan lelaki yang telah 'ringan-ringan' atau 'terlanjur' sebelum kahwin di ketika bercinta, tanpa tawbat yang sangat serius, rumah tangga mereka pasti goyah. Kemungkinan besar apabila telah berumah tangga, si suami atau isteri ini akan terjebak juga dengan 'ringan-ringan' dengan orang lain pula.

Hanya dengan tawbat nasuha dapat menghalangkan aktiviti mungkar itu dari melepasi alam rumah tangga mereka. Seterusnya, ia akan merebak pula kepada anak-anak mereka, ini kerana benih 'ringan-ringan' dan 'terlanjur' ini akan terus merebak kepada zuriat mereka. Awas..!!

Dalam hal ini, semua suami dan ayah perlu bertindak bagi mengelakkan diri mereka jatuh dalam dayus. Jagalah zuriat anda.

Suami juga patut sekali sekala menyemak hand phone isteri, beg isteri dan lain-lain untuk memastikan tiada yang diragui. Mungkin ada isteri yang curang ini dapat menyembunyikan dosanya, tetapi sepandai-pandai tupai melompat akhirnya akan tertangkap jua. Saya tahu, pasti akan ada wanita yang kata.

"habis, kami ini tak yah check suami kami ke ustaz?"

Jawabnya, perlu juga, cuma topic saya sekarang ni sedang mencerita tanggung jawab suami. Maka perlulah saya fokus kepada tugas suami dulu ye.

Cemburu seorang suami dan ayah adalah wajib bagi mereka demi menjaga maruah dan kehormatan isteri dan anak-anaknya.

Diriwayatkan bagaimana satu peristiwa di zaman Nabi

قَالَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ : لَوْ رَأَيْتُ رَجُلاً مَعَ امْرَأَتِي لَضَرَبْتُهُ بِالسّيْفِ غَيْرُ مُصْفِحٍ عَنْهُ ، فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه على آله وسلم فَقَالَ : أَتَعْجَبُونَ مِنْ غَيْرَةِ سَعْدٍ ؟ فَوَ الله لأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ ، وَالله أَغْيَرُ مِنّي ، مِنْ أَجْلِ غَيْرَةِ الله حَرّمَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن.

Ertinya : Berkata Ubadah bin Somit r.a : "Jika aku nampak ada lelaki yang sibuk bersama isteriku, nescaya akan ku pukulnya dengan pedangku", maka disampaikan kepada Nabi akan kata-kata Sa'ad tadi, lalu nabi memberi respond : "Adakah kamu kagum dengan sifat cemburu (untuk agama) yang dipunyai oleh Sa'ad ? , Demi Allah, aku lebih kuat cemburu (ambil endah dan benci demi agama) berbandingnya, malah Allah lebih cemburu dariku, kerana kecemburuan Allah itulah maka diharamkan setiap perkara keji yang ternyata dan tersembunyi.. " ( Riwayat Al-Bukhari & Muslim )

Lihat betapa Allah dan RasulNya inginkan para suami dan ayah mempunyai sifat protective kepada ahli keluarga dari melakukan sebarang perkara keji dan mungkar, khasnya zina.

BILA LELAKI MENJADI DAYUS?

Secara mudahnya cuba kita lihat betapa ramainya lelaki akan menjadi DAYUS apabila :-

1) Membiarkan kecantikan aurat, bentuk tubuh isterinya dinikmati oleh lelaki lain sepanjang waktu pejabat (jika bekerja) atau di luar rumah.

2) Membiarkan isterinya balik lewat dari kerja yang tidak diketahui bersama dengan lelaki apa dan siapa, serta apa yang dibuatnya di pejabat dan siapa yang menghantar.

3) Membiarkan aurat isterinya dan anak perempuannya dewasanya terlihat (terselak kain) semasa menaiki motor atau apa jua kenderaan sepanjang yang menyebabkan aurat terlihat.

4) Membiarkan anak perempuannya ber'dating' dengan tunangnya atau teman lelaki bukan mahramnya.

5) Membiarkan anak perempuan berdua-duaan dengan pasangannya di rumah kononnya ibu bapa 'spoting' yang memahami.

6) Menyuruh, mengarahkan dan berbangga dengan anak perempuan dan isteri memakai pakaian yang seksi di luar rumah.

7) Membiarkan anak perempuannya memasuki akademi fantasia, mentor, gang starz dan lain-lain yang sepertinya sehingga mempamerkan kecantikan kepada jutaan manusia bukan mahram.

8) Membiarkan isterinya atau anaknya menjadi pelakon dan berpelukan dengan lelaki lain, kononnya atas dasar seni dan lakonan semata-mata. Adakah semasa berlakon nafsu seorang lelaki di hilangkan?. Tidak sekali-sekali.

9) Membiarkan isteri kerja dan keluar rumah tanpa menutup aurat dengan sempurna.

10) Membiarkan isteri disentuh anggota tubuhnya oleh lelaki lain tanpa sebab yang diiktoraf oleh Islam seperti menyelematkannya dari lemas dan yang sepertinya.

11) Membiarkan isterinya bersalin dengan dibidani oleh doktor lelaki tanpa terdesak dan keperluan yang tiada pilihan.

12) Membawa isteri dan anak perempuan untuk dirawati oleh doktor lelaki sedangkan wujudnya klinik dan hospital yang mempunyai doktor wanita.

13) Membiarkan isteri pergi kerja menumpang dengan teman lelaki sepejabat tanpa sebarang cemburu.

14) Membiarkan isteri kerap berdua-duan dengan pemandu kereta lelaki tanpa sebarang pemerhatian.

Terlalu banyak lagi jika ingin saya coretkan di sini. Kedayusan ini hanya akan sabit kepada lelaki jika semua maksiat yang dilakukan oleh isteri atau anaknya secara terbuka dan diketahui olehnya, adapun jika berlaku secara sulit, suami tidaklah bertanggungjawab dan tidak sabit 'dayus' kepad dirinya.

Mungkin kita akan berkata dalam hati :-

" Jika demikian, ramainya lelaki dayus di kelilingku"

Lebih penting adalah kita melihat, adakah kita sendiri tergolong dalam salah satu yang disebut tadi.

Awas wahai lelaki beriman..jangan kita termasuk dalam golongan yang berdosa besar ini.

Wahai para isteri dan anak-anak perempuan, jika anda sayangkan suami dan bapa anda, janganlah anda memasukkan mereka dalam kategori DAYUS yang tiada ruang untuk ke syurga Allah SWT.

Sayangilah dirimu dan keluargamu. Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.

Akhirnya, wahai para suami dan ayah, pertahankan agama isteri dan keluargamu walau terpaksa bermatian kerananya. Nabi SAW bersabda :

من قتل دون أهله فهو شهيد

Ertinya : "Barangsiapa yang mati dibunuh kerana mempertahankan ahli keluarganya, maka ia adalah mati syahid" ( Riwayat Ahmad , Sohih menurut Syeikh Syuaib Arnout)

Sekian

Zaharuddin Abd Rahman

Cara-cara memulakan bersolat selepas lama ditinggalkan

Assalamualaikum w.b.t...

Solat...saya rs kecil2 lg kta smua dah diajar ttg solat..
Ada parents yg snggup antar anak2 ke sekolah agama semata-mata nak si anak blaja agama..tau baca Al-Quran, tau sirah nabi dan rasul2, blaja akhlak,ilmu tauhid,cara-cara bersolat dan macam2 lg..
Ada plak parent yg ajar anak2 ilmu agama kt rumah ja...

Memang tak dapat dinafikan,banyak umat islam zaman sekarang yang tidak mengerjakan solat..

Mungkin akibat disibukkan dengan urusan duniwi,ibadah suci yang wajib kita buat,kita abaikan,samada secara sedar atau pun tidak...

Kita sering dengar masalah akhlak remaja2 yang semakin kritikal dikatakan...
Kes curi,buli,merokok,dadah,melihat dan membaca cerita2 lucah dan macam2 lagi..
persoalannya...knpa smua ni tjadi?saya yakin..kebanyakan golongan2 ni prnah didedah dan diajar tentang ilmu2 agama sejak kecil...

Tapi yang nyata..saya tak benci pada golongan2 ni...

Sebab...solat tu sendiri dtang dari keikhlasan hati...tanpa hati yang ikhlas objektif solat itu takkan tercapai..

Untuk mengingatkan diri saya sendiri dan para pembaca, izinkan saya berkongsi panduan tentang teknik motivasi memulakan solat setelah lama meninggalkannya.

1. Sematkan azam, bulatkan tekad
Sebaik sahaja tersedar dari lamunan (sedar rupanya dah lama tinggal solat), cuba fikir sedalam mungkin tentang apa yang anda lakukan, apa yang tak sepatutnya anda lakukan, dan apa yang sepatutnya anda lakukan.

Dari situ, tanam keazaman yang kukuh bahawa anda ingin mengerjakan solat, dan tidak akan meninggalkannya sampai bila-bila. Kerana itulah tujuan anda hidup di atas muka bumi ini sebenarnya.

2. Cari masa dan tempat yang sesuai, sunyi, jauh dari dugaan
Kemudian tetapkan masa di mana anda akan mula menjalani kehidupan sebagai seorang yang mengerjakan solat. Lebih cepat lebih baik. Ingatlah, berdosa besar bagi orang yang melengah-lengahkan solat.

Sebaiknya, cari tempat yang sunyi dan jauh dari dugaan. Jauhi rakan-rakan yang tidak solat atau suka mengejek, sekurang-kurangnya untuk waktu itu sahaja. Masjid juga adalah tempat yang baik.

3. Solat sekali dahulu, baru ada kali kedua
Walau sekuat mana pun azam, sebulat mana pun tekad, sebaik mana pun masa dan tempat, tanpa solat yang pertama, takkan jadi solat yang kedua dan seterusnya.

Oleh itu, mulakan sahaja tanpa berlengah. Bak kata iklan NIKE - Just do it!

4. Buat nota peringatan dan galakan
Kalau ada masa dan semangat yang berkobar-kobar, tuliskan kata-kata peringatan dan galakan di atas sehelai kertas (besar atau kecil).

Kemudian yang besar tampal di dinding, manakala yang kecil diletakkan dalam wallet atau poket baju.

Tips ini mungkin kurang sesuai jika anda tinggal bersama rakan-rakan yang tidak mengerjakan solat. Dibimbangi ada yang kata anda nak tunjuk bagus.

5. Fahami maksud setiap bacaan dalam solat
Jika anda kurang bersetuju dengan point ini, saya nasihatkan supaya cuba dahulu. Anda pasti akan merasai kelainannya.

Bukan faham satu-satu ayat, tetapi satu-satu perkataan. Di situ akan bermula keindahan solat, di mana anda akan rasa seolah-olah khusyuk itu mula hadir dalam diri semasa mengerjakan solat.

6. Baca perlahan-lahan mengikut tertib
Sewaktu solat, baca perlahan-lahan untuk meningkatkan rasa manis, indah dan seronok.

7. Tingkatkan imaginasi
Sewaktu menghayati maksud, tingkatkan imaginasi anda. Bayangkan keindahan bertemu Allah yang menjemput kita untuk sujud kepada-Nya.

8. Doa mohon kekuatan dan sokongan
Panjatkan doa kepada Allah s.w.t dengan memohon kekuatan dan sokongan untuk berubah menjadi hamba-Nya yang taat. Hendaklah diamalkan sejurus selepas setiap kali solat.

9. Tumpu perhatian pada hari-hari yang dilalui
Tumpukan perhatian anda pada hari yang anda sedang lalui dengan mengerjakan solat. Berilah pujian kepada diri anda dan berikan tahniah kepada diri anda setiap kali anda berjaya mengerjakan solat.

10. Dapatkan adrenaline sewaktu mendengar azan
Adrenaline boleh digunakan sebagai pembantu dengan memberi suatu kejutan semangat yang berkobar-kobar untuk terus pergi menunaikan solat tanpa berlengah-lengah.

Jika anda dapat menanam adrenaline ini sehingga menjadi tabiat, anda pasti akan meninggalkan segala kerja yang anda lakukan, apabila terdengar sahaja azan berkumandang. Best tak?

11. Berfikir secara positif
Fikirkan diri anda sebagai seorang yang mengerjakan solat sebaik sahaja anda memulakannya dan sentiasa peringatkan diri anda sedemikian.

Sekiranya ada rakan anda yang mengajak anda ke mana-mana sebelum sempat anda menunaikan solat, katakanlah saya belum bersolat, tunggu sebentar atau pergi dahulu.

Ingatlah bahawa anda telah membuat pilihan positif untuk mengerjakan solat.

12. Dapatkan sokongan mental dan rohani
Berikanlah peringatan kepada keluarga, kawan rapat dan rakan sekerja yang anda telah mula mengerjakan solat dan memerlukan kerjasama serta sokongan daripada mereka.

Mintalah rakan-rakan anda yang tidak mengerjakan solat supaya menghormati keputusan anda.

13. Lawan kemalasan dalaman dan godaan syaitan
Dari semasa ke semasa anda akan merasai suatu kemalasan, kebosanan, dan sebagainya, yang mana semua itu sebenarnya hanyalah godaan syaitan dan kemalasan diri sendiri.

Oleh itu lawanlah sehabis-habis mungkin. Ingatlah anda lawan ni pun tak lama. Lama kelamaan ibadah ini akan sebati juga dalam diri anda, dan tidak perlu dipaksa lagi.

14. Banyakkan bahan bacaan tentang solat
Kerapkan diri anda membaca kisah-kisah nikmat solat untuk membangkitkan semangat. Baca juga tentang dosa meninggalkan solat untuk membangkitkan rasa takut pada Allah s.w.t. Moga-moga dilimpahi rahmat dan keberkatan oleh-Nya.

Sama-samalah kita saling memperingati sesama Islam.

Wallahu a’lam.

Friday, October 10, 2008

Berilmu sebelum bersolat itu wajib

Sebelum kita bersolat, terlebih dahulu kita wajib belajar dan menuntut ilmu tentang ibadah yang akan kita kerjakan, supaya nanti ibadah yang kita laksanakan itu molek dan sempurna.

Kerana jika tidak dipelajari, besar kemungkinan ibadah yang kita lakukan itu tidak sah atau rosak. Paling tidak pun, rendah mutunya.

Justeru pentingnya ilmu sebelum beribadah ini maka Nabi Muhammad s.a.w bersabda yang bermaksud:

Ilmu itu merupakan imam kepada amal, sedangkan amal itu pula menjadi pengikutnya (sebagai makmum)
Hadith Riwayat Abu Nu’aim.

Sabdanya lagi yang bermaksud:

Bahawasanya tidur dalam keadaan berilmu adalah terlebih baik dari solat dalam keadaan jahil
Hadith Riwayat Abu Nu’aim.

Selain itu, dengan ilmu yang kita pelajari ini, akan membuatkan seseorang itu berasa benar-benar takut kepada ALlah s.w.t. Firman Allah dalam surah Al-Fatir ayat 28 yang bermaksud:

Sesungguhnya yang takut kepada Allah daripada segala hamba-Nya ialah para ilmuan (yang beriman).

Perasaan takut kepada Allah akan menimbulkan rasa kehebatan, keagungan, kebesaran, ketinggian, kemuliaan, dan kekudusan Allah s.w.t.

Dari perasaan takut itulah yang akan menghasilkan khusyuk yang merupakan perkara yang amat penting sekali dalam ibadah solat seseorang hamba Allah yang mahukan kemenangan dunia dan akhirat.

Firman Allah s.w.t dalam surah Al-mukminun ayat 1 - 2 yang bermaksud:

Sesungguhnya telah beruntunglah orang-orang yang beriman, (iaitu) orang-orang yang khusyuk dalam solatnya.

Sekian, wallahu a’lam.